Konfigurasi
Tandem Compound
Untuk mengatur sistem pembangkitan listrik yang kompleks seperti yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya "Sistem kontrol pada Pembangkit Listrik ( jilid 1 )", diperlukan sistem instrumentasi dan kontrol yang juga memadai. Sistem
instrumentasi utama yang berhubungan langsung dengan generator dan turbin
adalah sistem instrumentasi frekuensi dan sistem instrumentasi daya .
Sistem instrumetasi frekuensi diperlukan untuk mengukur frekuensi dari turbin
dan generator. Dari hasil pengukuran frekuensi juga dapat diperoleh kecepatan
putaran dari turbin dan generator dalam revolusi per menit (rpm). Pengukuran
kecepatan pada generator menggunakan magnetic pickup. Magnetic pickup pada
prinsipnya merupakan generator listrik AC dengan satu kutub. Generator listrik
yang dipakai terdiri dari satu magnet dengan kumparan kawat tembaga pada kutubnya.
Magnetic pickup dapat nmengukur frekuensi dari putaran turbin maupun generator
memanfaatkan keberadaan dari fluks magnet pada magnet generator. Ketika suatu
material magnetik mendekati kutub dari generator, fluks magnetik akan
bertambah. Kebalikannya, ketika material magnetik menjauhi generator, fluks
magnetik akan berkurang menjadi seperti semula. Gerigi dari gir yang berputar
pada generator maupun turbin terbentuk dari material magnetik. Perubahan dari
fluks magnetik akan menghasilkan tegangan AC ke kumparan kawat yang ada. Dari
tegangan AC yang dihasilkan, dapat dicari frekuensi dari pergerakan turbin dan
generator. Namun perlu diperhatikan bahwa bentuk gir an jarak antar gerigi gir
juga perlu diperhitungkan dalam pengukuran.
Fluks
Magnetik Berkurang
Sistem instrumentasi daya diperlukan untuk mengamati
perubahan beban listrik pada generator serta menjadi bagian dari sistem kontrol
steam turbine. Instrumen yang dipakai adalah load sensor. Load sensor
menggunakan current transformer yang ditempatkan di dekat keluaran generator.
Saat generator menghasilkan daya listrik, arus listrik AC akan mengalir dari
generator dan menginduksi arus pada current transformer. Arus pada current
transformer bersifat linear terhadap beban di generator
Perbandingan
arus pada current transformer dengan beban generator
Dengan adanya sistem instrumentasi, sebagian hal yang
diperlukan untuk mengontrol sistem pembangkitan listrik sudah terpenuhi. Hal
lain yang diperlukan untuk mengontrol sistem adalah aktuator. Aktuator yang
biasa dipakai dalam sistem kontrol pembangkitan listrik adalah governor.
Governor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur kecepatan serta
keluaran daya dari suatu mesin, turbin, maupun alat penghasil daya (penggerak
utama) lainnya. Governor mendeteksi kecepatan atau beban dari suatu alat
penghasil daya dan mengatur banyaknya bahan bakar atau steam (uap) yang perlu
dialirkan ke alat penghasil daya untuk menjaga beban dan kecepatan dari
penggerak utama pada nilai tertentu. Dengan pengaturan tersebut, suatu alat
penghasil daya dapat digunakan untuk suatu keperluan berdasarkan keadaan
tertentu. Jenis governor pertama adalah centrifugal governor. Centrifugal
governor bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal untuk membuka atau
menutup suatu valve yang berakibat pada perubahan besar aliran bahan bakar atau
steam. Sekarang, governor telah berkembang menjadi dua jenis yaitu governor
hidromekanik dan governor elektrik. Prinsip kerja kedua governor ini serupa,
namun governor hidromekanik menggunakan sinyal hidrolik dan governor elektrik
menggunakan sinyal elektrik.
Agar dapat bekerja, suatu governor harus memiliki lima elemen utama. Kelima
elemen tersebut adalah :
1.
Speed setting
Menentukan kecepatan yang tepat adalah suatu hal
penting untuk meningkatkan kinerja penggerak utama. Maka dari itu, governor
membutuhkan alat untuk menentukan kecepatan yang tepat. Pada governor hydro
mechanical digunakan speed springer sebagai penentu kecepatan. Apabila gaya
yang diterima speed springer semakin besar, maka semakin tinggi juga kecepatan
yang dicapai. Sementara pada governor elektronik, arus dan tegangan dipakai
untuk menentukan kecepatan. Semakin tinggi arus atau tegangan masukan maka semakin
tinggi kecepatan yang dicapai
2.
Sensing speed
Untuk menentukan kecepatan, pertama-tama governor
perlu menerima gaya yang sebanding dengan kecepatan awal dari penggerak utama.
Gaya yang diterima ini akan menjadi referensi dari kerja speed setting. Pada
governor hydro mechanical digunakan flyweight sebagai elemen sensing speed.
Flyweight akan menerima gaya sentrifugal yang terjadi akibat rotasi yang
disebabkan gaya aliran steam atau bahan bakar. Gaya aliran ini proporsional
dengan kecepatan dari penggerak utama. Sementara pada governor elektronik
digunakan instrumen vibrasi atau rotasi. Nilai frekuensi atau rotasi yang
diperoleh akan menjadi dasar dari elemen speed setting
3.
Pembanding antara kecepatan aktual dan kecepatan yang diinginkan
Antara kecepatan aktual dengan kecepatan yang
diinginkan perlu dilakukan pembandingan. Dari pembandingan ini, dapat dicari
selisih dari kecepatan aktual dan kecepatan yang diinginkan. Apabila selisih
kecepatan nol, maka kecepatan yang diinginkan dari penggerak utama telah
tercapai. Apabila kecepatan aktual lebih besar dari kecepatan yang diinginkan,
maka governor akan mengurangi bahan bakar. Sementara apabila kecepatan aktual
lebih kecil dari kecepatan yang diinginkan, maka governor akan menambah bahan
bakar. Pada governor hydro mechanical, kecepatan dibandingkan di thrust
bearing. Sementara pada governor elektronik, kecepatan dibandingkan pada
summing point.
4.
Aktuator pengatur masukan bahan bakar
Untuk menjaga kecepatan pada nilai tertentu yang
diinginkan, diperlukan suatu aktuator untuk mengatur masukan bahan bakar. Baik
pada governor hydro mechanical maupun governor elektrik, aktuator yang diapakai
adalah valve. Namun sistem penggerak valve yang digunakan pada kedua governor
berbeda. Pada governor hydro mechanical, sistem hidrolik dipakai sebagai
penggerak valve. Pada governor elektrikal, sistem elektrik dipakai sebagai
penggerak valve.
5.
Sistem stabilisasi penggerak utama
Kestabilan penggerak utama adalah salah satu hal yang
perlu dicapai oleh governor. Untuk mencapai kestabilan tersebut, governor
menggunakan sistem feedback. Sinyal feedback akan dikirimkan dari penggerak
utama ke thrust bearing atau summing point dari governor. Sinyal feedback yang
dikirimkan dapat berupa droop maupun kompensator.
Apabila sistem instrumentasi serta aktuator untuk sistem kontrol pembangkitan
listrik sudah terpenuhi, dibutuhkan metode- metode tertentu untuk sistem
kontrol tersebut. Metode pada sistem kontrol pembangkitan listrik bersifat
unik, karena tidak lazim dipakai pada sistem lainnya. Isochronous dan droop
adalah metode kontrol yang umum dipakai pada sistem kontrol pembangkitan
listrik. Pada metode kontrol isochronous, tidak terjadi perubahan frekuensi
dari sistem apabila terjadi perubahan beban listrik. Sementara pada metode
kontrol droop, perubahan beban listrik akan diikuti dengan perubahan frekuensi
dari sistem. Apabila beban listrik bertambah maka frekuensi dari sistem akan
berkurang sesuai dengan nilai persentase droop yang telah ditentukan
Dengan penggunaan metode kontrol isochronous, valve akan terus bergerak untuk
melakukan koreksi hingga frekuensi yang diinginkan tercapai. Kebalikannya, pada
metode kontrol droop, valve akan berada pada posisi (bukaan) yang tetap yang
telah ditentukan berdasarkan nilai persentase droop. Pada suatu sistem
pembangkit listrik yang terdiri dari beberapa generator, metode kontrol
isochronous dihindari karena dapat menyebabkan hunting. Hunting adalah keadaan
dimana masing- masing generator yang terhubung dalam suatu jaringan berupaya
untuk menyamakan frekuensi sistem. Adanya hunting dapat menyebabkan osilasi
pada frekuensi sistem. Osilasi ini dapat terjadi akibat koreksi frekuensi yang
menyebabkan terjadi overshoot. Governor akan berusaha menghilangkan overshoot
dengan menurunkan frekuensi sistem, namun undershoot akan terjadi. Koreksi akan
terus dilakukan governor hingga overshoot dan undershoot terus terjadi dan
semakin kuat, sehingga mengakibatkan osilasi
Grafik
metode kontrol isochronous
Grafik
metode kontrol droop